WahanaNews.co | Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi
dan Tsunami BMKG, Daryono, menilai, gempa bumi yang terjadi di Majene dan Mamuju, Sulawesi
Barat (Sulbar), tergolong kurang lazim dan aneh.
Sebab,
gempa bumi yang terjadi di dua kabupaten tersebut tidak banyak melahirkan gempa
susulan.
Baca Juga:
BMKG Dorong Langkah Kolaboratif Atasi Perubahan Iklim di WWF 2024
"Fenomena
ini agak aneh dan kurang lazim. Gempa kuat di kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan
magnitudo 6,2 mestinya diikuti banyak aktivitas gempa susulan," ujar
Daryono, melalui pesan singkatnya kepada
wartawan, Minggu
(17/1/2021).
"Akan
tetapi hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga hari kedua pasca terjadinya
Gempa Utama magnitudo 6,2 hingga saat ini baru terjadi 23 kali gempa
susulan," sambungnya.
Daryono
membandingkan gempa berkekuatan besar yang terjadi di Sulbar dengan daerah
lainnya.
Baca Juga:
BMKG: Gelombang Rendah di Merak-Bakauheni Selama Lebaran 2024
Di mana, kata Daryono, biasanya
gempa berkekuatan besar akan selalu diikuti banyak gempa gempa susulan.
Namun,
fenomena tersebut berbeda dengan gempa di Majene dan Mamuju.
"Jika
kita bandingkan dengan kejadian gempa lain sebelumnya dengan kekuatan yang
hampir sama, biasanya pada hari kedua sudah terjadi gempa susulan sangat
banyak, bahkan sudah dapat mencapai jumlah sekitar 100 gempa susulan,"
katanya.