WahanaNews.co | Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan rencana aksi untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi tektonik dan tsunami.
"Rencana aksi ini dibuat setelah tim BMKG melakukan verifikasi dan asesmen di lapangan pada sejumlah lokasi di Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah," kata kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Ambon, dikutip dari Antara, Minggu (5/9).
Baca Juga:
BMKG Dorong Langkah Kolaboratif Atasi Perubahan Iklim di WWF 2024
Rencana aksi yang disampaikan kepada Pemprov Maluku berisi skenario jangka pendek yang harus segera dilakukan dengan waktu kurang dari setahun, jangka menengah (2-3 tahun) serta jangka menengah dengan waktu lima tahun.
Rencana aksi jangka pendek meliputi tujuh hal penting, yakni sosialisasi dan verifikasi peta bahaya dan peta risiko tsunami, penyiapan peta, jalur dan rambu evakuasi yang memadai, inventarisasi dan penyiapan gedung atau bangunan sebagai tempat evakuasi sementara serta penguatan sistem peringatan dini tsunami.
Selain itu, penguatan kapasitas badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim siaga bencana untuk beroperasi selama 24 jam, penyusunan rencana kedaruratan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) evakuasi, pelatihan dan gladi evakuasi secara rutin dan memadai dengan memperhitungkan jarak dan waktu serta kemampuan mobilitas masyarakat dalam evakuasi.
Baca Juga:
BMKG: Gelombang Rendah di Merak-Bakauheni Selama Lebaran 2024
Rencana aksi jangka menengah dengan durasi waktu 2-3 tahun meliputi penyempurnaan tata ruang dengan memperhatikan peta multi bahaya, pengecekan bangunan strategis atau vital untuk memastikan kondisi tahan terhadap gempa dengan magnitudo 7,8, relokasi pemukiman yang berada di zona rawan gempa dan tsunami, penguatan infrastruktur pantai rawan tsunami serta perlindungan pantai rawan tsunami dengan penghijauan.
Sedangkan untuk rencana aksi jangka panjang, yakni evaluasi dan monitoring implementasi sistem mitigasi multi bencana, penyempurnaan tata ruang serta penyempurnaan kebijakan daerah untuk mitigasi bencana.
"Rencana aksi ini perlu segera dilakukan dengan melibatkan semua komponen terkait, mengingat seluruh wilayah pesisir di provinsi Maluku rawan akan gempa tektonik dan tsunami," katanya.