WahanaNews.co | Balai Penyelidikan dan Pengembangan
Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta pelaku wisata tidak melakukan
kegiatan wisata di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi.
Berdasarkan
pantauan BPPTKG, terdengar suara guguran sebanyak enam kali dari Gunung Merapi
berdasarkan periode pengamatan pada Kamis (24/12) mulai pukul 00.00 WIB sampai
24.00 WIB.
Baca Juga:
Mengenal Kota Solo Surakarta dan Jejak Sejarah Kerajaannya
Kepala
BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan, suara guguran di gunung api aktif itu
terdengar dengan intensitas lemah hingga keras dari Pos Pemantauan Gunung
Merapi (PGM) Babadan dan PGM Jrakah.
Pada
periode itu, BPPTKG juga mencatat 41 kali gempa guguran, 312 kali gempa fase
banyak, 58 gempa vulkanik dangkal, satu kali gempa tektonik, serta 50 kali
gempa hembusan.
Berdasarkan
pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan
intensitas sedang dengan ketinggian 50 meter di atas puncak.
Baca Juga:
Ganjar Dilaporkan ke KPK Terkait Gratifikasi, IPW: Cashback Capai 16 Persen
Berikutnya,
laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakanelectronic distance
measurement(EDM) Babadan rata-rata 11 cm per hari (rata-rata 3 hari).
BPPTKG
telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Untuk
penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III
direkomendasikan untuk dihentikan.