WahanaNews.co | Berlokasi
di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Gunung Merapi mengeluarkan
awan panas guguran dengan tinggi kolom 500 meter dari puncak dan arah
luncurannya ke hulu Kali Krasak sejauh 1.500 meter, Sabtu (16/1) pagi.
Baca Juga:
Gunung Ibu Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 2,8 Kilometer
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi
Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan di Yogyakarta
mengatakan awan panas guguran yang terekam di seismogram pada pukul 04.00 WIB
itu memiliki durasi 150 detik dengan amplitudo maksimum 60 mm. "Angin saat
kejadian bertiup ke timur," kata Hanik.
Selain awan panas guguran, selama periode pengamatan pukul
00:00-06:00 WIB, BPPTKG mencatat satu kali guguran material dengan jarak luncur
500 meter mengarah ke barat daya dan satu kali guguran lava pijar dengan jarak
luncur maksimum 500 meter ke arah hulu Kali Krasak.
BPPTKG juga merekam satu kali gempa awan panas guguran
dengan amplitudo 60 mm dan durasi 150.6 detik, 35 kali gempa guguran dengan
amplitudo 4-15 mm dan durasi 17.9-116.5 detik, 11 kali gempa hybrid/fase banyak
dengan amplitudo 3-12 mm, dan durasi 6.5-8.2 detik, serta dua kali gempa
vulkanik dangkal dengan amplitudo 30-70 mm, dan durasi 9.5-22.2 detik.
Baca Juga:
Gunung Merapi Keluarkan 3 Rentetan Awan Panas Guguran
Berdasarkan pengamatan visual, asap kawah tidak teramati
keluar dari puncak kawah Merapi.
Cuaca di gunung itu berawan dan mendung. Angin bertiup lemah
hingga sedang ke arah timur dengan suhu udara 13-21 derajat Celsius, kelembaban
udara 66-88 persen, dan tekanan udara 625-686 mmHg.
Sampai saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi
pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat letusan Merapi diperkirakan
maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.