Kota Bekasi Wahana News, Terpilihnya Dr.Tri Adhianto sebagai Ketua DPC PDI Pejuangan Kota Bekasi periode 2019-2024, melalui Konferensi Cabang (Konfercab) yang dilaksanakan di Hotel Aston Bekasi, Minggu (14/07/19) yang lalu, mendapat kritikan dari mantan Wakil Ketua DPC PDIP Kota Bekasi Sahat Rikky Tambunan.Sahat Rikky Tambunan memberikan kritik dalam kapasitasnya sebagai senior partai BaKorcam tahun 1998 dan mantan Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi periode 2005-2010, 2014. 2019. Kepada Wahana News, dirinya mengaku dipecat karena dianggap tidak sejalan dengan kebijakan DPP PDI Perjuangan soal rekomendasi pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pada Pilkada serentak tahun 2018 lalu."Sangat miris dengan munculnya Tri Adhianto sebagai ketua DPC PDI Perjuangan, Konfercab tidak lagi mentaati kesepakatan yang disepakati bersama dalam kongres lima tahun lalu, Ini preseden buruk bagi perkembangan demokrasi kita, saya sebagai kader senior, melihat ini sebagai pelanggaran berat yang dilakukan DPP karena ikut dalam meloloskan Tri." kata Rikky.Didit Susilo, Pemerhati Kebijakan Publik Bekasi berpendapat, meski para kader banteng sebagian menolak Tri Adhianto, posisinya sebagai ketua PDIP Kota Bekasi akan memuluskan langkahnya berkarir politik maju pada Pilkada 2023."Konfigurasi politik di Kota Bekasi langsung berubah, karena PDIP masuk gerbong pemerintahan. Pastinya PDIP yang berhasil meraup 12 kursi DPRD pada pileg 2019, akan menyokong dan mengawal program pemerintahan daerah hingga 2023," jelas Didit Susilo.Menurutnya, sejak pra pilkada tahun lalu, Tri Adhianto sudah ingin masuk kandang banteng. Namun, DPC PDIP mengajukan calon tunggal Mochtar Mohamad (M2). DPP PDIP menolak nama M2 hingga akhirnya merekomendasi Sumiyati- Lilik Haryoso sejam sebelum tutup pendaftaran pasangan calon. Entah kenapa akhirnya PDIP tidak mengajukan pasangan calon dan mengalihkan dukungan ke Rahmat Effendi- Tri Adhianto. " Mas Tri (M3) harus terus mau mengkolaborasikan perpolitikan dan harus terus belajar banyak kepada Rahmat Effendi. Menunjukan kinerja pemerintahan yang harmonis dan saling melengkapi. Jangan ada friksi "ban serep". Jabatan Ketua DPC PDIP justru memperkuat fortofolio politik. Nanti jangan tergiur godaan perpecahan di tengah jalan," harapnya.Konfigurasi perpolitikan lokal jelang 2023 ditentukan perjalanan karir politik M3, karena Rahmat Effendi sudah tidak bisa mencalonkan kembali. Sedangkan perjalanan panjang selama 4 tahun itu, apapun bisa terjadi. Termasuk kekuatan pendukung Pilpres Prabowo yang memiliki basis kekuatan politik signifikan dan menang di Kota Bekasi dua kali helatan Pilpres. " Terus terang kalau M3 kepingin besar ya harus banyak belajar dengan Walikota Rahmat Effendi. Ini fakta rielnya dan ujian perjalanan harmonisasi ke depan," pungkas Didit (MEHA).
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.