WahanaNews.co | Tingkat kematian akibat Covid-19 di Jatim menurun terus. Ada 7 kasus kematian akibat Covid-19 pada Jumat (8/10), dan jadi 8 pada Sabtu (9/10).
Angka harian ini merupakan yang terendah selama pandemi Covid-19 di Jatim. Tambahan kasus kematian ini berasal dari Kota Batu, Kota Surabaya, Probolinggo, Jember, Malang, Kota Blitar, Ponorogo dan Nganjuk.
Baca Juga:
RI Kirimkan Bantuan 10 Juta Dosis Vaksin Polio ke Afghanistan
Sedangkan 30 kabupaten/kota lainnya tercatat nol kasus kematian akibat Covid-19. Artinya ada 78,95 persen daerah di Jatim yang nol kasus kematian.
Melihat data ini, Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ada beberapa hal yang membuat bertambah rendahnya kematian di Jatim. Salah satunya, ada kemampuan respons yang adekuat.
Respons ini dibagi tiga, yakni kapasitas tracing yang cukup, ditunjang jumlah testing yang memadai mencapai 170 ribu per minggu, hingga positivity rate yang rendah mencapai 0,49 persen per minggu.
Baca Juga:
Pemerintah Indonesia Salurkan Hibah Vaksin Polio ke Afganistan
"Dampaknya, kasus-kasus terkonfirmasi positif bisa ditemukan lebih awal, sehingga isolasi bisa cepat dilakukan, dan kemungkinan kasus-kasus menyebar pada orang berisiko tinggi bisa dihambat. Dengan demikian kematian bisa ditekan," ujarnya Khofifah.
Sementara untuk tracing di Jatim, Khofifah menyebut telah mencapai 22,52 rasio kontak erat per kasus konfirmasi. Hal ini membuat kasus-kasus terkonfirmasi bisa direm, agar tidak menulari mereka yang berisiko tinggi atau komorbid. Sehingga, para komorbid tidak tertular Covid-19 dengan gejala berat.
Di kesempatan ini, Khofifah mengungkapkan jika bed occupancy ratio atau BOR juga menunjukkan tren penurunan. Menurut RS Online Kemenkes RI per tanggal 9 Oktober 2021, BOR ICU Covid-19 kumulatif Jatim tercatat 7 persen, isolasi 4 persen dan RS Darurat Covid-19 tercatat 2 persen.