WahanaNews.co | Memasuki puncak kemarau, pemerintah Provinsi Sumatra Selatan menyatakan mewaspadai bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga akhir September.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memang memperkirakan akan terjadi hujan dengan intensitas rendah pada bulan ini di Sumsel, tetapi saat ini disebut masih musim kemarau.
Baca Juga:
Karhutla Hanguskan 10 Hektare Lahan di OKU Sumatera Selatan
Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel, SA Supriono, mengatakan mereka terus mengawasi kondisi lima kabupaten yang mengalami karhutla yakni Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Ilir dan Kabupaten Muaraenim.
"Semua daerah menjadi perhatian. Tapi ada lima kabupaten/kota yang spesifik menjadi perhatian karena terbilang rawan," kata Supriono seperti dilansir Antara.
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dan Lahat sempat diawasi karena pernah mengalami karhutla. Namun, pada tahun ini menurut Supriono sudah tidak ditemukan lagi titik api di kedua kabupaten itu.
Baca Juga:
Menteri LHK Bantah Asap Karhutla Indonesia Melintas ke Malaysia
BMKG memperkirakan Sumatra Selatan tetap mengalami hujan di musim kemarau pada Agustus sampai September. Hujan diprediksi tetap turun karena pengaruh fenomena Indian Ocean Dipole.
Kepala BMKG SMB II Palembang, Desindra Deddy Kurniawan, mengatakan akibat pengaruh fenomena tersebut membuat terjadi pembentukan awan di Sumatra akibat adanya massa udara dari India sebelah barat yang masuk.
"Sehingga banyak uap air, walau sekarang ada musim kemarau tapi tetap ada hujan," kata Desindra.