WahanaNews.co | Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan imbas kenaikan harga batu bara secara drastis belakangan ini. Situasi itu, menurutnya, berdampak terhadap industri manufaktur.
Energi menjadi kebutuhan dasar industri manufaktur dalam menghasilkan produk. Otomatis ketika harga energi meningkat maka akan menyebabkan ongkos produksi menjadi lebih mahal.
Baca Juga:
Ketua Umum Golkar Ungkap Pesan dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto
"Saya mengatakan bahwa dampaknya tentu di sektor manufaktur, karena masukan dari manufaktur adalah energi. Jadi apabila energinya harganya terlalu tinggi tentu bagi produk manufaktur untuk bersaing ini agak sulit," katanya dalam Indy Fest 2021 - Net Zero Emission secara virtual, Selasa (19/10/2021).
Airlangga menjelaskan kenaikan harga batu bara saat ini belum pernah terjadi sebelumnya (unprecedented). Hal yang sama terjadi pada gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG).
"Kita ketahui harga batu bara sekarang kan unprecedented, tidak pernah terjadi. Demikian pula harga LNG," sebutnya.
Baca Juga:
Kemungkinan Aklamasi di Munas Golkar, Ini Respons Airlangga
Mantan Menteri Perindustrian (Menperin) itu menjelaskan salah satu faktor yang menyebabkan harga batu bara meroket adalah ketidaksinkronan terhadap energi baru terbarukan.
"Kita juga melihat bahwa ke depan dengan adanya ketidaksinkronan daripada energi baru terbarukan itu mengakibatkan kenaikan harga yang luar biasa super critical ataupun commodity price yang sedang super," tambah Airlangga. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.