WahanaNews.co | Partisipasi pihak swasta dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) dinilai kurang memberikan porsi yang berimbang.
Demikian disampaikan oleh Mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Baca Juga:
Dukung Pengembangan EBT di Indonesia, PLN Siap Jalankan Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2024 terkait PLTS Atap
Menurutnya, investasi sejumlah perusahaan pelat merah belakangan relatif dominan untuk setiap pengembangan pembangkit EBT jika dibandingkan dengan milik swasta.
Dia pun meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk membuka kesempatan yang berimbang bagi swasta untuk ikut berinvestasi pada pengembangan pembangkit EBT dalam negeri.
“Berikan peluang untuk swasta masuk ke dalamnya sehingga investasi pemerintah melalui BUMN tidak usah terlalu banyak, yang perlu dilakukan agar PLN menentukan tarif yang keekonomiannya bisa diterima dari investasi yang dilakukan dan terbuka,” kata Enggar saat agenda Special Event Road to G20 by Himpuni di IPB International Convention Center Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/10/2022).
Baca Juga:
Resmikan HRS Pertama di Indonesia, Langkah PLN Diapresiasi Berbagai Pihak
Menurutnya, pemerintah mesti menetapkan harga jual listrik bersih ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN yang kompetitif bagi pengembang swasta.
Dia menilai harga jual yang berlaku saat ini cenderung tidak mendukung pengembangan investasi swasta di sektor EBT tersebut.
“Kalau tarifnya lebih rendah atau tidak jelas kemudian kapan kita payback, tentukan payback period-nya kapan, dalam waktu 10 tahun 12 tahun itu, kita masih bisa terima,” kata dia.