WahanaNews.co | Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, menyinggung unggahan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di media sosial Twitter
yang tengah membaca buku berjudul How
Democracies Die.
Anies mengunggah foto
sedang membaca buku di media sosial Twitter
itu
pada Minggu (22/11/2020).
Baca Juga:
Rp500 Juta Pengembalian Uang dari Tersangka Korupsi APD Kemenkes Diterima KPK
Firli
menyebut,
ia sudah membacanya yang terbit pada 2002. Padahal, buku yang dibaca Anies baru terbit pada 2018.
"Kalau
kemarin saya lihat ada di media Pak Anies membacaHow Democracy
Die. Bukunya adaWhy Nation
Fail, itu udah
lama saya baca, tahun 2002 sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca
sekarang, baru bangun. Makanya banyak yang mengkritisi kan, udah lama buku
itu," kata Firli,
dalam acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK, Selasa (24/11/2020).
Pernyataan
itu dilontarkan Firli saat dia menjelaskan soal bahaya korupsi. Menurut Firli,
banyak negara gagal mewujudkan tujuan negara, karena masifnya perbuatan
korupsi.
Baca Juga:
Terkait Kasus Korupsi Timah, Kejagung Telusuri Aset-aset Harvey Moeis
"Kita
paham bahwa tindak pidana korupsi ini menjadi perhatian kita bersama dan bukan
hanya perhatian bangsa Indonesia, tetapi seluruh dunia memberikan perhatian
terhadap korupsi. Karena kejahatan ini adalah kejahatan yang luar biasa,
makanya penanganan dilakukan secara luar biasa," ucap Firli.
Firli
tak memungkiri, perilaku korupsi dapat merusak seluruh sendi kehidupan. Dia
menyebut, penanganan korupsi dapat dilakukan dengan tiga cara.
Pertama,
melakukan penyelamatan keuangan dan negara. Kedua, menjamin tersampaikannya
hak-hak politik dan sosial. Ketiga, menjamin keselamatan bangsa dan warga
negara.