WahanaNews.co | Lebih dari 35 juta keluarga Amerika Serikat (AS) menghadapi pukulan finansial usai tunjangan pandemi berakhir. Dilaporkan pada Sabtu (15/1/2022), rumah tangga AS harus membuat pilihan sulit lantaran tunjangan bulanan dari pemerintah sudah berakhir pada Desember 2021.
Tunjangan bulanan yang diperkenalkan oleh pemerintah AS pada tahun 2021 di tengah lonjakan tajam dalam biaya hidup dan penyebaran Covid-19 yang berkelanjutan mengalami pembayaran terakhirnya pada Desember, membuat jutaan keluarga Amerika berada dalam kesulitan.
Baca Juga:
Ultimatum Iran, AS Siap Jor-joran Bela Israel
Akhir pekan ini, AS menandai pertama kalinya dalam enam bulan bahwa keluarga di seluruh Amerika tidak akan mendapatkan pembayaran bulanan dari program kredit pajak anak federal.
Undang-undang tersebut memberi orang tua tunjangan berpenghasilan rendah dan menengah hingga US$ 3.000 (sekitar Rp 42,9 juta) untuk setiap anak berusia enam hingga 17 tahun, dan US$ 3.600 (Rp 51,4 juta) untuk setiap anak di bawah usia enam tahun.
Pembayaran tunjangan berbasis pendapatan dan mulai dihapuskan untuk individu yang berpenghasilan lebih dari US$ 75.000 (Rp 1,07 miliar) dan pasangan menikah yang berpenghasilan lebih dari US$ 150.000 (Rp 2,14 miliar). Paruh pertama disampaikan dalam pembayaran bulanan dari Juli hingga Desember.
Baca Juga:
Lalu lintas Perdagangan AS Terguncang Usai Kehancuran Jembatan Baltimore
Kredit pajak anak bulanan, senilai hingga US$ 300 (sekitar Rp 4,29 juta) per anak per bulan, kedaluwarsa setelah Kongres gagal memperbaruinya dengan rencana pengeluaran sosial Presiden Joe Biden yang dikenal sebagai Build Back Better Act. Perundang-undangan terhenti di Senat.
Menurut Internal Revenue Service (IRS), sekitar 36 juta keluarga, atau sekitar 60 juta anak, menerima pembayaran setiap bulan.
Seperti dikutip oleh Fox Business, sekitar 10 juta anak saat ini berisiko jatuh di bawah garis kemiskinan tanpa kredit pajak yang ditingkatkan, menurut data yang diberikan oleh Pusat Prioritas Anggaran dan Kebijakan.