WahanaNews.co | Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov menebar ancaman. Menurutnya, bakal ada pembantaian sangat berdarah jika Rusia memutuskan menyerang negaranya.
Ia lantas memperingatkan bahwa orang-orang Rusia juga akan kembali ke peti mati, di tengah kekhawatiran yang meningkat tentang pergerakan pasukan Beruang Merah di perbatasan negara.
Baca Juga:
KRI Diponogoro-365 Uji Kemampuan Dengan Kapal NATO Di Laut Mediterania
Reznikov kemudian mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk berdiri teguh melawan Moskow. Biden sendiri akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lewat panggilan konferensi video.
"Jika saya dapat menyarankan Presiden Biden, saya ingin dia mengartikulasikan kepada Tuan Putin bahwa tidak ada garis merah dari pihak Kremlin yang harus ada di sini. Garis merah ada di sini di Ukraina dan dunia beradab akan bereaksi tanpa ragu-ragu," kata Reznikov dalam wawancara dengan CNN.
"Gagasan untuk tidak memprovokasi Rusia tidak akan berhasil," tambahnya seperti dilansir dari kantor berita yang berbasis di AS itu, Selasa (7/12/2021).
Baca Juga:
NATO Panik, Putin Cetak Kemenangan Baru di Ukraina
Pejabat AS dan Barat telah menyatakan keprihatinan atas penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pekan lalu bahwa AS harus bersiap untuk semua kemungkinan.
Rusia memiliki kemampuan di sepanjang perbatasan Ukraina untuk melakukan invasi cepat dan segera, termasuk mendirikan jalur pasokan seperti unit medis dan bahan bakar yang dapat mempertahankan konflik berlarut-larut, jika Moskow memilih untuk menyerang, kata dua sumber yang akrab dengan penilaian intelijen Amerika kepada CNN pekan lalu.
Reznikov mengatakan kepada CNN bahwa Ukraina menilai bahwa Rusia saat ini memiliki 95 ribu tentara dalam jarak serang dari Ukraina. Dia juga menambahkan bahwa, karena kekuatan pasukan Ukraina dalam pertempuran, perkiraan AS saat ini bahwa Rusia dapat mengumpulkan 175 ribu tentara untuk menyerang Ukraina adalah perkiraan yang terlalu rendah.