WahanaNews.co | Pemerintahan
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pernah mendapatkan peringatan dini terkait
krisis Israel-Palestina, sebelum pecahnya perang 11 hari di Jalur Gaza.
Demikian laporan outlet berita Axios.
ass="MsoNormal">
Baca Juga:
Tanggapan Global Usai DK PBB Loloskan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Sumber-sumber Israel dan AS mengatakan kepada Axios bahwa
peringatan pertama dimulai pada akhir April. Ketika itu, para pejabat dan ahli
di Washington mengatakan kepada pemerintahan Biden bahwa penundaan pemilu
parlemen Palestina dan aksi protes atas pengusiran warga Palestina dari
lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur diprediksi dalam menjadi eskalasi konflik
yang besar.
Menurut Axios, Gedung Putih tidak menanggapi peringatan dini
ini dengan serius karena konflik Israel-Palestina bukan prioritas utama saat
itu seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (23/5/2021).
Konflik Israel-Gaza meningkat pada 10 Mei setelah beberapa
hari bentrokan kekerasan antara penduduk Arab dan polisi Israel di Yerusalem
Timur atas keputusan pengadilan Israel untuk mengusir beberapa keluarga
Palestina dari daerah tersebut.
Baca Juga:
Tentara Israel Mengepung Rumah Sakit Al Amal dan Nasser di Jalur Gaza
Akibatnya, situasi di perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza
Palestina memburuk. Israel dan Hamas pun saling bertukar roket dengan serangan
udara yang membabi buta selama 11 hari berturut-turut, sebelum gencatan senjata
yang ditengahi Mesir dilancarkan pada Kamis malam.
Dalam pertempuran itu, Israel melancarkan ratusan serangan
udara terhadap sasaran militan di Gaza, sementara Hamas dan militan lainnya
menembakkan lebih dari 4.000 roket ke arah Israel.
Israel mengatakan pihaknya menargetkan infrastruktur militer
Hamas, termasuk sistem terowongan luas yang berjalan di bawah jalan dan rumah,
serta pusat komando, peluncur roket, dan rumah komandan. Militer Israel
mengatakan berusaha meminimalkan kerugian bagi warga sipil dan menuduh Hamas
menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.