WahanaNews.co | Amerika Serikat (AS) mengecam rencana Taliban yang bersiap-siap menerapkan lagi hukuman potong tangan sebagai hukuman atas kejahatan yang dilakukan di Afghanistan.
Kecaman Washington disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada hari Jumat.
Baca Juga:
Untuk Ukraina, AS Terus Berupaya Keras Beri Bantuan Pertahanan Udara
"Hukuman itu akan merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang jelas," kata Price.
"Kami berdiri teguh dengan komunitas internasional untuk menahan pelakunya, dari setiap pelanggaran tersebut, bertanggung jawab," lanjut Price, seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (25/9/2021).
Kecaman AS muncul sehari setelah pejabat Taliban, Mullah Nooruddin Turabi, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press bahwa eksekusi dan amputasi adalah hukuman yang diperlukan untuk menjaga keamanan di Afghanistan.
Baca Juga:
AS Cegah Palestina Gabung PBB, China: Akan Terus Diingat Sejarah
Sejak menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, Taliban telah meluncurkan aksi tebar pesona untuk merehabilitasi citra garis keras mereka dari era 1996-2001.
Pada saat berkuasa, Taliban melakukan eksekusi dii depan publik, mencambuk pria yang tidak salat di masjid, dan membatasi gerak setiap hari dibatasi serta mengadopsi interpretasi ekstrem dari hukum atau Syariah Islam versi mereka sendiri.
Namun, Taliban tidak banyak mengubah nilai-nilai inti mereka seperti yang ditekankan Turabi dalam wawancaranya dengan The Associated Press bahwa kelompok itu akan melakukan hukuman yang dianggap pantas dan menuntut masyarakat internasional untuk tidak ikut campur. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.