WahanaNews.co | Gagal
menahan desakan massa, akhirnya pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan ke
arah pengunjuk rasa antikudeta, dan menyebabkan setidaknya 18 orang tewas.
Baca Juga:
Catatan Sejarah Rohingya, Kenapa Dibenci Myanmar?
Dilansir AFP, PBB mengutuk keras aksi mematikan itu. PBB
meminta militer menghentikan aksi kekerasan tersebut.
"Kami mengutuk keras kekerasan yang meningkat terhadap
protes di Myanmar dan menyerukan kepada militer untuk segera menghentikan
penggunaan kekuatan terhadap pengunjuk rasa damai," kata juru bicara
bidang hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani, Senin (1/3/2021).
Seorang petugas medis, Pyae Zaw Hein, mengatakan tiga
demonstran ditembak mati dengan peluru tajam di Dawei. Sementara beberapa
lainnya terluka karena peluru karet.
Baca Juga:
Seorang WNI Asal Sumatera Berhasil Diselamatkan dari Wilayah Konflik di Myanmar
"Lebih banyak orang yang terluka terus
berdatangan," katanya kepada AFP.
Dua remaja lainnya ditembak mati di Bago. Sopir ambulans,
Than Lwin Oo, mengatakan kepada AFP bahwa ia telah mengevakuasi jenazah
remaja-remaja tersebut ke kamar mayat di rumah sakit utama Bago.
Informasi lainnya menyebut pria berusia 23 tahun tewas
ditembak. Pria tersebut meninggalkan seorang istri yang tengah hamil 3 bulan.