WahanaNews.co |
Setelah lama bertikai, dua parpol kunci di Palestina, Hamas dan Fatah, akhirnya
menyepakati gelaran pemilu perdana dalam 15 tahun terakhir. Keduanya menyetujui
mekanisme pemilu dan siap menghormati apa pun hasilnya.
Baca Juga:
AS Gelontorkan Bantuan Militer Senilai Rp 421 Triliun ke Israel
Dalam pernyataan bersama pada hari kedua pembicaraan
parpol-parpol Palestina di Kairo Mesir, Hamas dan Fatah telah menyetujui
tahapan pemungutan suara dan "berkomitmen untuk menghormati dan menerima
hasilnya".
Dikutip dari AFP pada Selasa (9/2) waktu setempat,
kesepakatan itu menetapkan "pengadilan pemilihan" dengan yurisdiksi
eksklusif atas proses pemilihan dan setiap kasus yang timbul dari pemungutan
suara. Adapun pemilu parlemen akan digelar 22 Mei. Sedangkan Pilpres pada 31
Juli.
Selain itu, para parpol juga menetapkan pemungutan suara
harus digelar di Yerusalem, Tepi Barat, dan Gaza. Mereka juga berkomitmen untuk
memberikan kebebasan terhadap publik untuk menjatuhkan pilihannya.
Baca Juga:
Presiden Abbas: Pertimbangkan Ulang Hubungan dengan AS Setelah Veto PBB
Kesepakatan itu juga mencakup komitmen untuk segera
membebaskan semua narapidana yang ditahan "atas dasar pilihan politik atau
dalam kaitannya dengan kebebasan berpendapat".
Diketahui pemilu Palestina terakhir digelar pada 2006. Saat
itu, Hamas menang telak. Namun kemenangan itu tak diakui Fatah dan kadernya
yang menjadi Presiden, Mahmud Abbas.
Penolakan terhadap hasil pemilu tersebut menimbulkan
perpecahan dalam pemerintahan Palestina.