WahanaNews.co | Yonatan
Shapira, mantan pilot Angkatan Udara Israel blak-blakan menggambarkan
pemerintah dan tentara Israel sebagai organisasi teroris yang dijalankan oleh
penjahat perang.
Baca Juga:
Protes Keras, Israel Kumpulkan Dubes Negara-negara Pendukung Palestina Jadi Anggota PBB
Shapira mengundurkan diri dari tentara Israel pada tahun
2003 pada puncak Intifadah Kedua Palestina.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan kantor berita Turki,
Anadolu, beberapa waktu lalu menjelaskan mengapa ia menyadari setelah bergabung
dengan tentara bahwa dia adalah bagian dari organisasi teroris.
"Saya menyadari selama Intifada Kedua apa yang
dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang,
yang meneror populasi jutaan orang Palestina," ujarnya.
Baca Juga:
Serangan Drone Iran, Hasil Citra Satelit: Pangkalan Udara Israel Remuk
"Ketika saya menyadarinya, saya memutuskan untuk tidak
hanya pergi tetapi untuk mengatur pilot lain yang secara terbuka akan menolak
untuk mengambil bagian dalam kejahatan ini," imbuhnya.
"Sebagai seorang anak di Israel, Anda dibesarkan dalam
pendidikan militeristik Zionis yang sangat kuat. Anda hampir tidak tahu apa-apa
tentang Palestina, Anda tidak tahu tentang Nakba 1948, Anda tidak tahu tentang
penindasan yang sedang berlangsung," ungkap Shapira seperti dikutip dari
Middle East Monitor, Sabtu (22/5/2021).
Sejak meninggalkan tentara Israel, Shapira telah meluncurkan
kampanye yang mendorong anggota militer lainnya untuk tidak mematuhi perintah
untuk menyerang warga Palestina.