WahanaNews.co | Seorang pengusaha Israel kelahiran Iran, yang
memiliki perusahaan lobi politik kontroversial di Kanada, baru-baru ini disewa oleh Menteri Pertahanan Myanmar, Mya Tun Oo, untuk melobi beberapa figur
internasional ternama guna mendukung junta militer --situs berita independen
yang berbasis di AS, Foreign Lobby, melaporkan
pada Jumat (5/3/2021).
Pengusaha Ari Ben-Menashe dan
perusahaan lobinya yang berbasis di Montreal, Dickens & Madson, disewa untuk "membantu
menjelaskan situasi nyata di negara ini," bunyi perjanjian konsultasi
antara firma itu dengan representasi Junta, tertanggal Kamis (4/3/2021).
Baca Juga:
Bertahan di Rakhine, Etnis Rohingya Seolah Hidup Tanpa Harapan
Foreign Lobby melaporkan bahwa
firma Dickens & Madson bertugas melobi
tokoh-tokoh di Kongres AS dan dalam pemerintahan Joe Biden serta pemerintah
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Israel dan Rusia, selain
PBB, Uni Afrika dan organisasi dan LSM internasional lainnya.
Ben-Menashe disebut menciptakan narasi
bahwa situasi di Myanmar merupakan hasil "di mana militer harus bertindak
atas pengaruh China yang telah sangat meluas di bawah pemerintahan pemimpin
sipil Aung San Suu Kyi" yang saat ini menjadi tahanan rumah menyusul
kudeta 1 Februari 2021 --demikian seperti dikutip dari The Jerusalem Post, Minggu
(7/3/2021).
"Aung San Suu Kyi mendekat ke
China saat dia berkuasa," kata Ben-Menashe.
Baca Juga:
Aung San Suu Kyi Divonis 6 Tahun Penjara
"Dan orang-orang ini [di militer]
tidak menyukainya," imbuhnya.
Pernyataannya juga termasuk tuduhan
yang sangat meragukan mengenai Suu Kyii, dalam upaya yang jelas untuk
mengalihkan kesalahan atas genosida 2017 terhadap minoritas Rohingya Muslim di
Myanmar "Aung San Suu Kyi sebagai pemimpin adalah orang yang melakukannya
di Rohingya, bukan tentara," dia menegaskan.
Kementerian Luar Negeri Israel (MFA)
menolak klaim Ben-Menashe, menyusul penyelidikan oleh The Jerusalem Post pada Sabtu (6/3/2021), dengan mengatakan "Suu Kyii tidak tahu apa yang sedang
terjadi di lapangan selama peristiwa Rohingya pada Agustus-September
2017."