WahanaNews.co | Insiden orangtua yang menukar anak gadisnya dengan
sapi meningkat di Sudan Selatan.
Hal ini memicu terjadinya praktik pernikahan anak di negara Afrika Timur-Tengah yang
terkurung daratan itu.
Baca Juga:
TKN Prabowo-Gibran Pamer Sukses Program Makan Gratis Siswa di India dan Sudan
Kebiasaan tersebut dinilai sudah
berbahaya bagi pemerintahan negara tersebut.
Kepala pemerintah daerah meminta
pemerintah di ibu kota Juba memberlakukan undang-undang yang kuat untuk
melarang praktik tersebut.
Kepala Wilayah Pemerintahan Pibor,
James Konyi Korok, mengungkapkan situasi yang
mengkhawatirkan di Sudan Selatan.
Baca Juga:
Sebanyak 4,8 Juta Warga Ngungsi Akibat Bentrokan Militer Sudan dan RSF
Dia mengatakan, orangtua
menikahkan anak perempuan mereka yang masih di bawah umur karena kemiskinan.
"Kami ingin LSM yang menangani
masalah hak asasi manusia dan pemerintah untuk maju dan membuat undang-undang komprehensif
yang memungkinkan masyarakat menghentikan pernikahan anak," ujarnya, seperti dikutip laman Anadolu
Agency, Kamis (17/12/2020).
Menurutnya, tanpa undang-undang,
siapapun tidak dapat mengakhiri praktik tersebut.