WahanaNews.co | Amerika Serikat mendukung kampanye pemberian software anti-sensor di internet pada warga Rusia demi melawan aksi invasi Rusia ke Ukraina.
Rusia telah meningkatkan restriksi terhadap media independen sejak memulai perang di Ukraina. Jurnalis diancam dengan tuntutan hukum jika menyuarakan kritik atas invasi tersebut, bahkan mereka dilarang menggunakan kata perang.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Open Technology Fund, yang didukung pemerintah Amerika Serikat, membayar beberapa perusahaan asal AS yang menyediakan virtual private networks (VPN) secara gratis untuk jutaan pengguna internet yang berdomisili Rusia. Tujuannya agar mereka bisa mengakses situs web bebas dari sensor.
VPN menciptakan sebuah terowongan privasi di dalam internet untuk aliran data, yang biasanya dienkripsi, sehingga menyulitkan pemantauan. Penggunaan VPN meledak di Rusa sejak awal invasi.
"Perangkat kami kebanyakan digunakan oleh orang-orang yang ingin mengakses media independen, jadi pendanaan dari OTF sangat penting," kata juru bicara Lantern, salah satu perusahaan VPN kepada AFP seperti dikutip pada Minggu (3/7/2022).
Baca Juga:
Pilpres Rusia 2024: Putin Tak Punya Parpol tapi Menang Terus
Perusahaan teknologi Psiphon dan nthLink juga menyediakan aplikasi canggih anti-sensor untuk penduduk Rusia. OTF memperkirakan 4 juta pengguna memanfaatkan aplikasi kedua perusahaan.
Psiphon melaporkan lonjakan pengguna di Rusia, dari 48.000 per hari pada 24 Februari menjadi 1 juta per hari pada pertengahan Maret, begitu menurut penasihat senior perusahaan Dirk Rodenburg. Kini, rata-rata penggunaan di Rusia telah mencapai 1,5 juta per hari.
Meskipun beberapa orang, termasuk pemimpin Rusia, telah menyerukan agar Rusia ditendang dari internet, pihak lain punya pendapat berlawanan.