WahanaNews.co | Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan segera mengganti komandan tertinggi militer untuk mempertajam agresi di Ukraina.
Sejumlah pengamat memprediksi hal itu bakal menambah brutal serangan Rusia di Ukraina memasuki 11 bulan. Keputusan itu juga dinilai sebagai langkah Putin yang tak sabar karena tak sesuai dengan skenarionya selama ini.
Baca Juga:
Tank AS Seharga Rp 162 Miliar Mati Kutu Dimangsa Drone Murah Rusia
Putin menunjuk Valery Gerasimov menggantikan veteran perang Uni Soviet di Afghanistan, Sergei Surovikin sebagai komandan tertinggi agresi militer Rusia di Ukraina.
Gerasimov merupakan Kepala Staf Militer sebelum diangkat sebagai komandan tertinggi militer Rusia. Sorovikin sendiri akan ditugaskan sebagai deputi Gerasimov.
Analis dari negara-negara Barat bahkan Rusia menilai bahwa keputusan Putin menunjuk kepala staf militer menjadi komandan tertinggi bukan keputusan lazim.
Baca Juga:
Untuk Ukraina, AS Terus Berupaya Keras Beri Bantuan Pertahanan Udara
Keputusan tersebut dianggap sebagai bentuk ketidaksabaran Putin untuk segera mengakhiri perang di Ukraina dengan kemenangan.
Rusia dinilai pengamat gagal mencapai rencana mereka dalam perang di Ukraina yang memasuki 11 bulan. Perang itu disebut-sebut membuat moral pasukan Moskow anjlok lantaran banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak.
Moral pasukan Rusia semakin berada di titik nadir setelah sekali serangan roket Ukraina menewaskan sekitar 89 pasukan di wilayah timur Ukraina, sesuai pengakuan dari Moskow.