WahanaNews.co | Menteri
Kesehatan (Menkes) Irak Hassan al-Tamimi akhirnya mengundurkan diri pada Selasa
(4/5). Pengunduran diri ini terkait tragedi kebakaran dari tangki oksigen yang
meledak di Rumah Sakit (RS) COVID-19 Baghdad bulan lalu, yang menewaskan lebih
dari 80 orang.
Baca Juga:
Minta Houthi Tak Berulah, AS dan 12 Sekutunya Siap Kerahkan Kekuatan Militer
Kabinet Perdana Menteri (PM) Irak Mustafa al-Kadhimi juga
memerintahkan pemecatan direktur rumah sakit Ibn Khatib dan pejabat senior
rumah sakit lainnya.
Kebakaran pada 24 April menunjukkan pengabaian sistem
perawatan kesehatan yang pernah menjadi salah satu yang terbaik di Timur
Tengah, tetapi telah dirusak oleh konflik, sanksi internasional, invasi
pimpinan Amerika Serikat (AS) ke Irak pada 2003 dan korupsi yang merajalela di
penjuru negeri sejak saat itu.
Tamimi telah ditangguhkan jabatannya segera setelah
kebakaran. Pemerintah mencabut penangguhannya pada Selasa (4/5), tetapi dia
segera mengundurkan diri.
Baca Juga:
Survei Gallup Poll: Negara Muslim Sebut Demokrasi AS Omong Kosong
Pemerintah telah memerintahkan rumah sakit di seluruh negeri
untuk meninjau dan menerapkan prosedur kesehatan dan keselamatan yang lebih
baik.
Insiden tersebut semakin mengikis kepercayaan rakyat Irak
pada sistem perawatan kesehatan mereka.
Selama pandemi virus corona, kurangnya kepercayaan itu
berarti banyak warga yang tidak mencari bantuan medis ketika terinfeksi
COVID-19.