WahanaNews.co | Koalisi
gabungan yang membidik lengsernya pemerintahan PM Israel Benjamin Netanyahu
sudah resmi terbentuk. Dengan begitu, 12 tahun masa pemerintahan Netanyahu
segera berakhir.
Baca Juga:
Israel Nekat Serang Iran, Jalur Penerbangan Ditutup Sementara
Pembentukan koalisi gabungan ini diresmikan dengan
penandatanganan perjanjian koalisi antara Partai Arab-Israel dengan oposisi,
Yesh Atid, pada Rabu (2/6) waktu setempat.
Tepat satu jam sebelum deadline pembentukan koalisi, Ketua
Umum Partai Arab-Israel (United Arab List), Mansour Abbas, memutuskan bergabung
dengan koalisi yang dicanangkan Yair Lapid, Pemimpin Yesh Atid.
"Abbas dan Yair Lapid menandatangani perjanjian koalisi
untuk membentuk sebuah pemerintahan persatuan," demikian pernyataan yang
diumumkan oleh Kantor Yair Lapid, seperti dikutip dari Aljazeera.
Baca Juga:
Tragis! Usai Lolos dari Bom Israel, Bocah Palestina Tewas Tertimpa Bantuan Pangan
Juru Bicara Yair Lapid mengumumkan kesuksesan Lapid
membentuk pemerintahan koalisi tandingan Netanyahu akan segera disampaikan
kepada Presiden Reuven Rivlin.
"Ketua Umum Ra'am (United Arab List), Mansour Abbas,
menandatangani dokumen yang mengizinkan Ketua Umum Yesh Atid, Yair Lapid, untuk
menginformasikan kepada Presiden bahwa ia telah sukses membentuk sebuah
pemerintahan usai diraihnya kesepakatan," ujar Juru Bicara Lapid dalam
keterangannya.
Kantor Kepresidenan mengatakan, Naftali Bennett, pemimpin Partai Yamina sayap
kanan, akan menjabat sebagai Perdana Menteri Israel selanjutnya. Sementara
Lapid akan menjadi Perdana Menteri Alternatif.