WahanaNews.co | Produktivitas pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) merosot pada kuartal 3 tahun ini. Penurunan ini merupakan yang terendah dalam 40 tahun terakhir, usai resesi 16 bulan yang terjadi pada kuartal 2 tahun 1981.
Biro Statistik Ketenagakerjaan AS mengatakan produktivitas tenaga kerja turun hingga 5 persen. Namun demikian output yang dihasilkan naik 1,7 persen dan jam kerja naik hingga 7 persen.
Baca Juga:
Ultimatum Iran, AS Siap Jor-joran Bela Israel
Penyebaran virus covid-19 varian delta sepanjang Juli hingga September ditengarai menjadi penyebab turunnya produktivitas pekerja AS. Itu ditambah dengan terganggunya rantai pasok di berbagai sektor yang hingga saat ini masih belum terselesaikan.
Ekonom Senior Wells Fargo Sarah House mengatakan angka tersebut sebenarnya tidak banyak berbicara tentang tren yang terjadi di pasar tenaga kerja. Contohnya angka produktivitas yang turun terkadang tidak menggambarkan situasi secara utuh.
Menurutnya pemulihan ekonomi pada tahun ini sangatlah tidak biasa. Sebab pandemi semakin memburuk, kondisi rantai pasok masih terhambat, namun stimulus ekonomi justru diberhentikan oleh pemerintah.
Baca Juga:
Lalu lintas Perdagangan AS Terguncang Usai Kehancuran Jembatan Baltimore
Ia menambahkan penurunan produktivitas tidaklah mengherankan. Bahkan kondisi ini sudah terlihat sejak awal pemulihan ekonomi.
"Output tidak naik begitu saja bahkan setelah kita siap melakukan pemulihan dan tenaga kerja pulih dengan cepat," kata House seperti dikutip dari CNNBusiness, Jumat (5/11).
Apabila pasar tenaga kerja kembali ke posisi normal, masa kerja pekerja juga akan meningkat. Para pelaku usaha juga mengalami kesulitan mendapat pekerja selama pandemi karena harus membayar pekerja lebih agar mau bekerja.