WahanaNews.co | Rakyat Myanmar memiliki harapan
besar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan komunitas internasional setelah kudeta 1 Februari 2021.
Banyak
dari mereka yang menyerukan sanksi dan beberapa mendesak PBB untuk mengirim
pasukan penjaga perdamaian PBB untuk menghentikan pembantaian oleh militer
Myanmar.
Baca Juga:
Bertahan di Rakhine, Etnis Rohingya Seolah Hidup Tanpa Harapan
Hal itu
disampaikan dalam video briefing kepada wartawan PBB dari kota terbesar Myanmar
Yangon, oleh Pejabat Koordinator Kemanusiaan dan Residen Andrew Kirkwood.
Disebutkan
pula bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan pejabat PBB lainnya
sangat konsisten tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan Myanmar, yaitu
adanya "tindakan kolektif negara anggota di Dewan Keamanan."
"Tanggapan
internasional yang tegas dan terpadu sangat dibutuhkan" untuk menghentikan
kekerasan oleh pasukan keamanan dan mengembalikan Myanmar ke jalur demokrasi,
kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kembali menggemakan pesan Guterres pada
Jumat (19/3/2021), melansir AP.
Baca Juga:
Aung San Suu Kyi Divonis 6 Tahun Penjara
"Banyak
orang terlihat membawa plakat bertuliskan: Harus berapa banyak lagi mayat?
Orang-orang benar-benar mencari tindakan internasional bersama dalam hal
sanksi. Terus terang, beberapa orang di sini ingin melihat penjaga
perdamaian," ujar Kirkwood.
Menurutnya,
masyarakat Myanmar berharap besar pada PBB dengan seluruh komunitas
internasional.
"Kami
melakukan semua yang kami bisa dalam situasi saat ini, dan masih ada rasa
frustrasi di antara orang-orang karena komunitas internasional belum berbuat
lebih banyak hingga saat ini," tambahnya.