WahanaNews.co | Ribuan pengunjuk rasa di Prancis menolak undang-undang yang mengatur pembatasan ketat pada orang-orang yang tidak divaksinasi Covid-19. Seperti dilaporkan AFP, mereka turun ke jalan-jalan di kota-kota di seluruh Prancis untuk pada Sabtu (15/1/2022).
Ribuan orang ambil bagian dalam demonstrasi pada hari Sabtu, dengan berbagai kelompok politik yang berbeda berkumpul bersama. Di ibu kota, Paris, tempat pertemuan tunggal terbesar dimulai dari dekat Menara Eiffel, protes itu diserukan oleh kandidat presiden anti-Uni Eropa Florian Philippot.
Baca Juga:
RI Kirimkan Bantuan 10 Juta Dosis Vaksin Polio ke Afghanistan
Protes lain kembali ke gerakan "rompi kuning" 2018-2019 melawan reformasi ekonomi yang direncanakan Presiden Emmanuel Macron. Dilaporkan, ada pula demo lebih lanjut di kota-kota besar termasuk Bordeaux, Toulouse dan Lille.
Orang-orang di kerumunan meneriakkan "tidak untuk vaksin" atau "kebebasan untuk Djokovic", memanfaatkan kasus petenis nomor satu dunia Novak Djokovic, yang berjuang melawan pemerintah Australia untuk bersaing tanpa vaksin di Grand Slam Australia Terbuka.
“Novak adalah pembawa standar kami saat ini,” kata demonstran Pascal kepada kantor berita AFP di Bordeaux.
Baca Juga:
Pemerintah Indonesia Salurkan Hibah Vaksin Polio ke Afganistan
Pascal berbaris bersama orang tua dengan anak-anak di satu klub tenis di kota barat. Di sana, dia mengatakan pelatih berisiko kehilangan pekerjaannya karena menolak vaksinasi.
Di Paris, para demonstran membawa bendera Prancis dan regional, dengan spanduk bertuliskan pesan seperti "bukan virus yang ingin mereka kendalikan, ini Anda".
Dua demonstran, Laurence dan Claire, mengatakan bahwa mereka divaksinasi Covid-19. “Tetapi kami menentang izin untuk remaja, kami tidak mengerti mengapa mereka divaksinasi karena mereka tidak dalam bahaya,” serunya.