WahanaNews.co | Panglima Komando Pusat Amerika Serikat, Jenderal Frank McKenzie, memberikan pengakuan bahwa pasukan Korps Marinir AS telah melakukan kesalahan dalam serangan itu.
"Itu adalah kesalahan tragis. Ada warga sipil yang tak berdosa meninggal dunia dalam serangan itu," ucap McKenzie yang merupakan perwira tinggi militer AS dari Korps Marinir.
Baca Juga:
Dewan Keamanan Nasional AS Deklarasikan Dukungan Penuh terhadap Israel
Militer Amerika sebelumnya berdalih usai serangan maut tersebut. Militer AS bersikeras serangan itu ditujukan untuk menghancurkan fasilitas milik Taliban, saat penarikan pasukan dari Afghanistan.
Diketahui, rudal dari pesawat tanpa awak (drone) Korps Marinir AS (USMC) dilaporkan salah sasaran. USMC awalnya mengira targetnya adalah fasilitas militer Taliban.
Namun, Emal Ahmadi, yang selamat dari insiden tersebut dan merupakan seorang warga sipil Afghanistan tengah berjuang meminta pertanggungjawaban USMC atas kematian 10 anggota keluarganya akibat serangan rudal salah sasaran tersebut.
Baca Juga:
Potensi Konflik Panas Iran-Israel, Kemlu RI Siapkan Rencana Darurat Untuk WNI
Dilansir dari NBC News, serangan rudal ditembakkan pesawat tanpa awak (drone) Korps Marinir AS (USMC) ke kompleks keluarga Ahmadi di Kabul.
Rudal drone militer Amerika itu menghantam mobil yang baru saja dimasukkan kerabat Ahmadi, Zemerai, ke dalam rumah. Siapa sangka, anggota keluarga yang berlarian di dekat mobil meregang nyawa akibat ledakan. Salah satunya adalah Malika, putri Ahmadi yang tewas dalam usia 3 tahun.
Yang lebih memalukan, ternyata Zemerai yang merupakan kerabat Ahmadi adalah karyawan yang bekerja di sebuah organisasi kemanusiaan milik Amerika.