WahanaNews.co | Merebut cadangan devisa Rusia disebut sebagai aksi "pelanggaran hukum penuh," dan akan merusak dasar hubungan internasional.
Pernyataan itu diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko, mengomentari gagasan yang dilontarkan diplomat top Uni Eropa Josep Borell.
Baca Juga:
NATO Panik, Putin Cetak Kemenangan Baru di Ukraina
Dalam wawancara baru-baru ini dengan FT, Borrell menyarankan untuk menyita cadangan devisa Rusia dan menggunakannya untuk menutupi biaya pembangunan kembali Ukraina setelah konflik berakhir.
Menanggapi pernyataan ini, Grushko mengatakan kepada RIA Novosti bahwa, "Nafsu makan datang dengan makan dan penyitaan aset oleh UE akan menjadi pelanggaran hukum total, penghancuran dasar hubungan internasional."
Menurut pendapat Grushko, “Keputusan seperti itu, jika diambil, akan memukul Eropa sendiri, memukul sistem keuangan modern dan merusak kepercayaan di Eropa dan Barat pada umumnya.”
Baca Juga:
Sebut NATO Mesin Perang Berjalan, China: Bikin Kisruh di Mana-mana!
“Ini hukum rimba,” tegas dia.
Dalam mengemukakan gagasan itu, Borrell merujuk pada preseden Presiden AS Joe Biden yang telah menyisihkan miliaran aset bank sentral Afghanistan untuk digunakan demi kepentingan rakyat Afghanistan.
“Kita memiliki uang di kantong kita, dan seseorang harus menjelaskan kepada saya mengapa itu baik untuk uang Afghanistan dan tidak baik untuk uang Rusia,” ujar kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa.