WahanaNews.co | Kelompok Taliban kini sudah menguasai Kabul, ibukota Afghanistan, bahkan sudah masuk ke Istana Kepresidenan pada Minggu
(15/8/2021).
Malahan, mereka juga mengklaim sudah menguasai seluruh
Afghanistan tanpa letusan pertempuran hebat, karena pasukan pemerintah meletakkan senjata lalu menghilang.
Baca Juga:
Taliban: Tugas Wanita Itu Melahirkan, Bukan Jadi Menteri
Sementara itu, Presiden Afghanistan sendiri,
Ashraf Ghani, justru dilaporkan kabur ke Tajikistan.
Sementara, Amerika Serikat dan
negara-negara Barat mengaku terkejut, tidak menyangka
pemerintah Afghanistan akan menyerah begitu saja, sehingga
menambah dan mempercepat pengiriman pesawat transport dan helikopter untuk
mengungsikan staf kedutaan dan warganya dari negara tersebut.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menegaskan dalam wawancara dengan CNN, Minggu (15/8/2021), bahwa bukan kepentingan Amerika
Serikat untuk tetap berada di Afghanistan.
Baca Juga:
Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Kuliah, Tapi…
Hal itu ia nyatakan ketika gerilyawan Taliban
memasuki Ibu Kota Kabul.
Blinken mengatakan, Washington telah menginvestasikan miliaran dolar dalam rentang
waktu empat pemerintahan Amerika Serikat, memberi mereka keuntungan atas Taliban, tetapi mereka tetap saja gagal untuk mengalahkan Taliban.
"Faktanya, kami melihat kekuatan
tidak mampu membela negara mereka sendiri," katanya.