WahanaNews.co | Pemerintah Indonesia mengapresiasi langkah ‘Black Sea Initiative’ dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait kondisi pangan dunia yang terganggu akibat perang Rusia melawan Ukraina.
Dalam pertemuan dengan Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB Martin Griffiths di New York pada Senin (19/9/2022), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan pentingnya implementasi inisiatif tersebut, terutama untuk membantu negara berkembang mengamankan pasokan pangan dan pupuk untuk rakyatnya.
Baca Juga:
PBB Apresiasi Indonesia Terkait Upaya Mitigasi dan Solusi Krisis Global
Dalam kesempatan tersebut, Griffiths menyampaikan kepada Retno beberapa informasi terkini terkait ekspor gandum dari Rusia, demikian keterangan tertulis Kemlu RI pada Selasa.
Komunikasi Retno dengan Griffiths secara regular dilakukan dari sejak awal dampak pangan dirasakan akibat terjadinya perang di Ukraina.
Komunikasi intensif juga dilakukan menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kiev dan Moskow pada akhir Juni lalu.
Baca Juga:
Macron Serukan Gencatan Senjata Gaza, Hadapi Hak Veto China dan Rusia
Selain membahas implementasi 'Black Sea Initiative', Retno dan Griffiths juga membahas mengenai bantuan kemanusiaan di Myanmar.
Keduanya sepakat bahwa bantuan kemanusiaan penting dipastikan diterima oleh semua rakyat Myanmar yang memerlukannya, tanpa diskriminasi.
Keduanya juga sepakat untuk melakukan sinergi mengenai bantuan kemanusiaan dari ASEAN dan PBB kepada Myanmar. Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada 2023.