WahanaNews.co | Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan kasus Covid-19 di Indonesia tetap menurun. Meskipun, sub varian Omicron BA.2 sudah terdeteksi di Tanah Air.
Sub varian Omicron BA.2 memicu lonjakan kasus Covid-19 di Hongkong, Inggris, China, Korea Selatan, dan Eropa.
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
"Kita sudah identifikasi, mungkin 3-4 minggu lalu sudah masuk BA.2. Tapi alhamdulillah tetap case kita menurun," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Jumat (18/3).
Dia mengungkap sejumlah kemungkinan penyebab Indonesia tidak mengalami lonjakan kasus meski ada sub varian Omicron BA.2. Di antaranya, banyak penduduk terinfeksi Covid-19, jumlah populasi yang sudah divaksinasi tinggi, dan antibodi penduduk tinggi.
"Mungkin secara ilmiah satu-satunya penjelasan adalah kondisi epidemiologis populasi kita relatif lebih siap dibandingkan yang lain," ujarnya.
Budi menyebut, sub varian Omicron BA.2 memiliki tingkat penularan lebih cepat daripada BA.1. Namun, tidak menimbulkan keparahan gejala pada pasien Covid-19.
Baca Juga:
WHO: Ledakan Covid-19 di China Bisa Picu Kembali Darurat Global
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi melaporkan ada 363 kasus Omicron BA.2 di Indonesia. Data ini tercatat sejak Januari 2022.
"Tapi memang jumlahnya masih jauh lebih kecil dibandingkan BA.1.1 maupun BA.1 yang mendominasi distribusi varian Omicron di Indonesia," katanya melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, dikutip Rabu (16/3).
Menurut Nadia, gejala klinis yang disebabkan Omicron BA.2 tak berbeda jauh dengan varian BA.1.1 dan BA.1. Seperti sakit tenggorokan, batuk, pilek, dan badan pegal-pegal.