WahanaNews.co | Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo alias Bamsoet, menegaskan, peringatan kemerdekaan merupakan kesempatan bagi semua
elemen bangsa untuk bermawas diri dan menjadi momentum perenungan perjalanan
sejarah bangsa dengan segala dinamikanya.
Sejarah mencatat bahwa setiap peluh
keringat dan setiap tetes darah pahlawan yang membasahi bumi pertiwi, adalah
penanda betapa mahalnya harga sebuah kemerdekaan.
Baca Juga:
Ketua MPR Bamsoet Minta Pemerintah Kaji Ulang Kenaikan Pajak Hiburan
"Maka sebagai buah dari
perenungan dan mawas diri, adalah hadirnya rangkaian retorika yang harus
dijawab oleh setiap anak bangsa. Sudahkah kita mewarisi legasi semangat juang
para pahlawan? Mampukah rasa cinta kepada tanah air dan bangsa kita
manifestasikan melalui pengorbanan? Ataukah makna kemerdekaan hanya akan kita
simpan rapat-rapat dalam monumen kesejarahan yang akan lapuk ditelan usia
peradaban?" ujar Bamsoet, dalam Mimbar Demokrasi Kebangsaan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR
RI secara daring di Jakarta, Jumat (27/8/2021).
Ketua DPR RI ke-20 ini menuturkan, pandemi Covid-19 dengan segala dampaknya telah menggerus
sendi-sendi kehidupan dan mengoreksi banyak pencapaian yang telah diraih selama
76 tahun kemerdekaan.
Tidak hanya di Indonesia, sejak
Covid-19 ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi global pada bulan Maret 2020,
dampak pandemi juga dirasakan hampir seluruh negara di berbagai belahan dunia.
Baca Juga:
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Rilis Buku ke-32 'Konstitusi Butuh Pintu Darurat'
"Dampak pandemi ini bahkan lebih
buruk jika dibandingkan dengan dampak resesi global pada tahun 1930-an atau the great depression, yang berdampak
pada 83,8 persen negara di dunia. Hingga tanggal 25 Agustus kemarin, tercatat
sudah lebih dari 214 juta kasus positif terkonfirmasi di seluruh dunia, dan
menyebabkan lebih dari 4,4 juta penduduk dunia meninggal," kata Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia
(IMI) ini memaparkan, pandemi Covid-19 juga telah menciptakan pertumbuhan
ekonomi negatif di hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
Merujuk pada laporan Bank Dunia, pendapatan
per kapita Indonesia mengalami penurunan, dari 4.050 US dollar pada tahun 2019
menjadi 3.870 US dollar pada tahun 2020.