WahanaNews.co | PT Pupuk Indonesia (Persero) akan mengganti bahan bakar operasional mereka dari batu bara kepada sisa gas operasional pembangkit dari pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero).
Oleh sebab itu mereka meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjembatani rencana ini dengan PLN.
Baca Juga:
GM PLN Jabar Lakukan Inspeksi, Pastikan SPKLU Siap Layani Pemudik
Penggunaan gas PLN bertujuan untuk mengurangi penggunaan batu bara dalam proses produksi pupuk.
Adapun saat ini, Pupuk Indonesia masih membutuhkan 1,5 juta ton batu bara untuk kebutuhan operasional.
“Kita minta difasilitasi untuk negosiasi dengan PLN. Kami memang sudah dibantu juga oleh SKK Migas, tapi kalau di sini (DPR) tendangannya lebih kuat,” ujar Direktur Portofolio dan Pengembangan usaha, Jamsaton Nababan, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Selasa (12/4/2022).
Baca Juga:
Dirut PLN Lakukan Inspeksi SPKLU Jalur Mudik: 1.299 Unit Siaga Layani Mobil Listrik
Selain itu, Pupuk Indonesia akan melebarkan sayap dengan mendirikan pabrik soda ash di Bontang dan Gresik.
Adapun soda ash merupakan produk turunan dari gas CO2 yang dihasilkan dari sisa pabrik amoniak.
Permintaan tersebut mendapat dukungan dari pihak dewan.