WahanaNews.co | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi akibat dampak
siklon tropis Seroja yang berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Nusa
Tenggara Timur (NTT) dengan ketinggian ekstrem lebih dari 6 meter.
"Siklon tropis Seroja di Perairan
Kupang menyebabkan tinggi gelombang laut lebih dari enam meter berpeluang
terjadi di Samudra Hindia Selatan NTT," kata Kepala Pusat Meteorologi
Maritim BMKG, Eko Prasetyo, di
Jakarta, Senin (5/4/2021).
Baca Juga:
BMKG Dorong Langkah Kolaboratif Atasi Perubahan Iklim di WWF 2024
Peringatan dini tersebut berlaku Senin
(5/4/2021), pukul 07.00 WIB, hingga Selasa (6/4/2021), waktu
yang sama.
Eko menjelaskan, pola angin di wilayah
Indonesia bagian utara pada umumnya bergerak dari barat laut-timur laut dengan
kecepatan angin berkisar 5-20 knot, sedangkan di wilayah selatan umumnya
bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin 5-45 knot.
Selain menyebabkan gelombang ekstrem
di NTT, siklon yang berkembang pada Senin (5/4/2021) dini hari, pukul 01.00 WIB, itu juga menyebabkan gelombang laut
dengan ketinggian 4-6 meter yang berpeluang terjadi di Perairan barat Lampung,
Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian barat dan
selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudra Hindia Selatan
Banten hingga Jawa Tengah, perairan Pulau Sawu, perairan Kupang-Pulau Rotte dan
Laut Sawu.
Baca Juga:
BMKG: Gelombang Rendah di Merak-Bakauheni Selama Lebaran 2024
Sementara itu gelombang dengan
ketinggian 2,50 - 4 meter berpeluang terjadi di Perairan barat Aceh hingga Kepulauan
Mentawai, perairan Bengkulu, Samudra Hindia barat Aceh hingga Kepulauan
Mentawai, perairan Selatan Jawa Tengah hingga Pulau Sumba dan Selat
Bali-Lombok-Alas bagian selatan.
Kondisi yang sama juga berpeluang
terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga NTB, Selat Sunda bagian
barat, perairan selatan Flores, Selat Ombai dan laut Flores.
BMKG juga memprediksikan gelombang
dengan ketinggian sedang yaitu 1,25 - 2,50 meter berpeluang terjadi di
perairan utara Sabang, perairan timur Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai,
Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian timur, perairan Kepulauan Kangean, Laut
Bali, Laut Sumbawa, Selat Lombok bagian utara.