WahanaNews.co | Gempa Majene yang terjadi dua hari
ini, 14-15 Januari 2021, hampir serupa dengan sejarah gempa yang
menimbulkan tsunami di wilayah tersebut.
Kepala
Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno MSi,
menyampaikan, gempa bumi yang terjadi di Majene merupakan gempa bumi
pengulangan.
Baca Juga:
BMKG Dorong Langkah Kolaboratif Atasi Perubahan Iklim di WWF 2024
Maksudnya
adalah, berdasarkan sejarah episenter gempa Majene 14-15 Januari 2021 saat ini
sangat berdekatan dengan sumber-sumber gempa yang memicu tsunami, hingga
mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa.
Peristiwa
pertama adalah bencana gempa pada tanggal 11 April 1967 dengan magnitudo M 6,3
di daerah Polewali Mandar.
Berdasarkan
catatan korban atau kerusakan, gempa yang menimbulkan tsunami tersebut telah
menyebabkan 13 orang meninggal dunia.
Baca Juga:
BMKG: Gelombang Rendah di Merak-Bakauheni Selama Lebaran 2024
Sejarah
gempa serupa yang kedua, yaitu terjadi pada tanggal 23 Februari 1969, di mana
gempa bumi tektonik pada saat itu terjadi dengan kekuatan magnitudo M 6,3.
Gempa
yang terjadi di daerah Majene ini telah menyebabkan catatan korban maupun
kerusakan terbanyak di Pantai barat Sulawesi yaitu sebanyak 64 orang meninggal
dunia, 97 orang terluka dan 1287 bangunan serta rumah rusak di empat desa.
Berikutnya,
gempa kuat yang ketiga terjadi di daerah Mamuju dengan kekuatan magnitudo M 6,7
pada tanggal 8 Januari 1984.