WahanaNews.co | Walaupun diprediksi bakal ada pemasukan dari ajang Formula E, jumlahnya tak akan menutupi dana yang dikeluarkan. Sebagai cabang olahraga baru, tidak akan semeriah Formula 1 atau Formula 3000.
"Ini kan baru. Bukan barang yang dikenal akrab. Satu hal yang banyak orang heran, kok formula pake "e", elektrik. Penonton mau dengar suara mesin, makin kencang makin senang. Formula satu itu kan suaranya luar biasa," ujaranya.
Baca Juga:
Mahfud MD Mengaku Tidak Tahu Soal Anies Baswedan Akan Jadi Tersangka KPK
"Saya sudah nonton tujuh hingga delapan Formula 1 di berbagai penjuru dunia, memang suaranya itu benar-benar mencengangkan. Di situ lah kepuasan penggemar Formula 1 berpuncak. Mendengar suara start dan waktu balapan," Budiarto mengisahkan.
Terakhir, ucap Budiarto, polemik Formula E ini menimbulkan kebisingan yang tidak perlu. Masyarakat yang sedang berjuang dari pandemi Covid-19 terjebak dengan perdebatan tidak produktif mengenai olahraga yang belum akrab bagi masyarakat Indonesia.
"Yang saya khawatir, Formula E ini merugikan kita karena ribut tidak karu-karuan. Untuk apa ribut soal Formula E. Sebaiknya ga usah saja. Tutup buku selesai. Walaupun harus menanggung rugi, ya salah sendiri. Ini bisnis," ucapnya.
Baca Juga:
PLN Sukses Pasok Listrik Tanpa Kedip dalam Gelaran Formula E 2023
"Berisiknya itu yang buat saya mengganggu. Kita enggak butuh begini-beginian. Kita sedang butuh prasarana olahraga yang populer, yang kita berprestasi. Bukan yang beginian. Pembalap aja enggak punya. Merek-merek terkenalnya saja pada mundur," ucap Budiarto.
Rencana penyelenggaraan balap mobil Formula E di Jakarta sudah diumumkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 14 Juli 2019.
Setelah sempat tertunda dua kali karena Covid-19, Formula E ditargetkan untuk dilaksanakan pada Juni 2022. Target itu tertuang dalam Instruksi Gubernur (Ingub) DKI Nomor 49 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah Tahun 2021-2022.