WahanaNews.co | Meski ditengah badai pandemi Covid-19, ekspor pertanian sukses mencatatkan tren pertumbuhan positif.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian periode Januari-Juli 2021 naik 8,72 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Baca Juga:
Dipersidangan Saksi Ajudan SYL Ungkap Perintah Antar Uang ke Firli Bahuri di GOR
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo lantas membandingkannya dengan angka ekspor pertanian sepanjang 2020 yang senilai Rp450,79 triliun, atau naik 15,54 persen dibanding tahun sebelumnya.
Syahrul menyatakan, pertanian jadi penyumbang ekspor terbesar pada tahun lalu dibanding sektor-sektor lainnya. Dia lantas menyamakan pencapaian tersebut setara dengan masa orde baru, di mana Indonesia kala itu kerap dianggap sebagai negara yang menjalankan program swasembada pertanian.
"Saya biasa mendramatisir, ini kenaikan hanya ada di orde baru yang lalu. Di zaman sekarang ada juga dua-tiga kali. Di era covid bisa naik 15,54 persen itu luar biasa. Dan itu menghasilkan Rp450 triliun lebih," ujarnya dalam sesi diskusi virtual bersama Podcast Nusantara yang disiarkan oleh salah satu media nasional di Indonesia, Senin (30/8/2021).
Baca Juga:
BAP Saksi Dipersidangan Terungkap SYL Bebankan Kredit Alphard ke Eselon I Kementan
Kendati begitu, Mentan Syahrul tak menampik jika sektor pertanian pun turut kesulitan akibat pandemi Covid-19. Utamanya karena adanya pembatasan mobilisasi guna menangkar penyebaran.
"Kapal yang harusnya dari Jakarta ke Papua itu 40 kali, itu hanya terjadi 8 kali dalam sebulan. Ini menurun karena mobilitas ekonomi kita, dan itu jadi tantangan," ungkapnya.
Di sisi lain, kelebihan produksi yang tak dibarengi dengan permintaan besar pun turut jadi perhatiannya. Syahrul mencatat, dari 514 kabupaten di seluruh Indonesia, ada sekitar 60 kabupaten yang overstock sehingga menimbulkan dinamika negatif.