WahanaNews.co | Gerbong Persaudaraan Alumni (PA) 212 tak ada lagi
dalam kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI). PA 212
menghormati keputusan MUI itu.
"Kita
menghormati hasil musyawarah," kata Ketua PA 212, Slamet Maarif,
saat dihubungi wartawan, Jumat (27/11/2020).
Baca Juga:
Pendeta Gilbert Lecehkan Zakat dan Salat, Jusuf Kalla: Islam itu Pemaaf
Ia
kemudian mendoakan MUI agar tetap istikamah memperjuangkan kepentingan
umat.
"Mendoakan
semoga MUI tetap istikamah berjuang untuk umat, bukan untuk penguasa," sebutnya.
Sebelumnya
diberitakan, kepengurusan MUI untuk periode 2020-2025 telah terbentuk. Ketua
MUI adalah KH Miftachul Akhyar.
Baca Juga:
Camat Sibabangun Lepas Pawai Takbir Lebaran 2024
Namun,
orang-orang yang dekat dengan PA 212 hilang dari kepengurusan MUI. Mereka, antara lain, Din Syamsuddin, Tengku Zulkarnain,
Bachtiar Nasir, hingga Yusuf Muhammad Martak. Hal ini kemudian menjadi
pembahasan para politikus parpol.
"Kurang
tepat kalau menyusun kepengurusan itu tidak memasukkan beberapa gerbong tertentu karena ditafsirkan sebagai kelompok antipemerintah
atau oposisi. Saya kira kurang bagus, karena MUI kan milik umat, bukan milik pemerintah,
bukan milik sekelompok orang, bukan milik segolongan orang, gitu," kata Ketua Komisi VIII DPR dari PAN, Yandri Susanto, saat dihubungi wartawan, Jumat (27/11/2020) kemarin.
Wakil
Ketua Komisi VIII dari Fraksi Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, turut mengomentari terkait hilangnya sejumlah nama, seperti Din Syamsuddin hingga Tengku
Zulkarnain yang lekat dengan PA 212, dari
kepengurusan MUI. Ace mengingatkan, MUI bukan untuk kepentingan politik.