WahanaNews.co | Hampir satu tahun sudah Presiden
Joko Widodo menunjuk staf khusus milenial. Namun, sejauh ini, stafsus milenial
dinilai masih minim prestasi.
Direktur
Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno, menilai, alih-alih prestasi, yang lebih banyak mengemuka
dari stafsus milenial justru konflik kepentingan.
Baca Juga:
Jokowi Tinjau Fasilitas dan Layanan Kesahatan di RSUD Mokopido Tolitoli
"Dalam
setahun ini nyaris kita tidak disuguhkan prestasi yang dilakukan oleh stafsus
milenial, yang lebih mengemuka adalah kecenderungan conflict of interest," kata Adi kepada wartawan, Senin (2/11/2020).
Adi
mencontohkan kasus yang sempat melibatkan salah satu stafsus milenial, Adamas
Belva Delvara.
April
lalu, muncul polemik mengenai terpilihnya Ruang
Guru, perusahaan start-up yang didirikan dan dipimpin Belva, sebagai mitra
program Kartu Prakerja. Banyak pihak menilai bahwa hal ini berpotensi menjadi konflik
kepentingan. Akhirnya, pada 21 April, Belva resmi mengundurkan diri
sebagai stafsus milenial.
Baca Juga:
Jokowi Apresiasi Kemenangan Telak Timnas Indonesia atas Vietnam
Adi
juga menyinggung adanya stafsus milenial yang sempat membuat pernyataan
kontroversial sampai dianggap sebagai buzzer
pemerintah.
"Mestinya
stafsus itu memposisikan dirinya sebagai negarawan, sebagai jubir negara yang
sedikit pun tidak boleh ada kesalahan apa-apa," ujar dia.
Menurut
Adi, sebelum ditunjuk mendampingi presiden, bisa jadi stafsus milenial memiliki
kehebatan di bidang masing-masing.