WahanaNews.co | Harga kontrak minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) berhasil merangkak naik pekan ini, sekaligus membuat
sumringah para petani sawit.
Melesatnya minyak nabati didukung oleh
kenaikan minyak saingan di bursa Dalian dan kurs mata uang ringgit yang lebih
lemah, seiring investor menunggu data Dewan Minyak Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Board/MPOB).
Baca Juga:
Joint Mission Indonesia-Malaysia Temui Pejabat Kunci Uni Eropa Terkait Diskriminasi Sawit
Menurut data, harga CPO
kontrak Oktober 2021 dalam sepekan terakhir sukses melejit 5,54% ke posisi MYR
4.511/ton, ke level tertinggi sejak bulan Mei silam.
Pada Selasa (10/8/2021) lalu,
surveyor kargo Intertek Testing Services
menjelaskan, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-10 Agustus turun 12,8%
menjadi 364.546 ton dari periode yang sama di bulan Juli.
MPOB sendiri dijadwalkan untuk merilis
data penawaran dan permintaan selama Juli pada istirahat tengah hari ini.
Baca Juga:
Program PSR PTPN V Bantu Petani Sawit Tingkatkan Produktivitas
Sementara, survei Reuters menunjukkan, stok CPO naik 1,6% dari bulan
sebelumnya menjadi 1,64 juta ton, sementara produksi dan ekspor keduanya
terlihat menurun 4%.
Sejurus dengan itu, kurs mata uang
ringgit Malaysia (MYR) turun 0,14% terhadap dolar AS, sehingga membuat harga
komoditas lebih murah bagi pemegang uang asing.
Adapun kontrak kedelai teraktif Dalian
naik 0,9% dan sementara kontrak minyak sawit (DCPcv1) menguat 2%.