WahanaNews.co | Pemerintah tengah berupaya meningkatkan pemanfaatan energi baru
terbarukan (EBT), salah satunya adalah panas bumi.
Indonesia berambisi menjadi pengguna
panas bumi terbesar di dunia pada 2035, tapi saat ini pemanfaatannya belum
optimal, masih 8,9 persen dari total sumber daya yang dimiliki, yakni sebanyak 23.765,5 megawatt (MW).
Baca Juga:
Peran Strategis Luhut Mewujudkan Impian Pembangkit Listrik Nuklir di RI
"Indonesia memiliki sumber daya
panas bumi 23.765,5 MW dari data 2020, dan hingga saat ini pemanfaatan panas
bumi untuk pembangkit listrik baru mencapai 2.130 MW, atau baru sebesar 8,9
persen dari total sumber daya yang bisa dimanfaatkan," kata Dirjen Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana,
di webinar Ruang Energi: Sinergi Mendukung Pengembangan Panas Bumi pada Kamis (6/5/2021).
Danang mengatakan, upaya untuk
meningkatkan pemanfaatan panas bumi dilakukan dengan berbagai cara, termasuk memberikan harga yang kompetitif, serta sejumlah
kegiatan, antara lain mengoptimalkan potensi yang ada di Wilayah Kerja
Pertambangan (WKP) yang ada.
Misalnya, untuk ekspansi penambahan
unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Baca Juga:
Kementerian ESDM: Realisasi Infrastruktur Kendaraan Listrik 261% dari Target pada 2023
Pengembangan panas bumi tidak hanya
akan mengurangi emisi gas rumah kaca, tapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi
negara.
Selain meningkatkan investasi dalam
negeri, kata Danang, panas bumi juga memberikan kontribusi ekonomi melalui PNBP
dengan capaian Rp 1,96 triliun pada 2020.
Plus, bonus produksi yang dapat
dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah.