WahanaNews.co | BMKG
mengumumkan hasil analisis soal potensi gempa dan tsunami di Jawa Timur.
Hasilnya, sejumlah wilayah berpotensi diterjang tsunami hingga ketinggian 29
meter.
Baca Juga:
BMKG Dorong Langkah Kolaboratif Atasi Perubahan Iklim di WWF 2024
Kajian ini berdasar sejumlah data, rentetan peristiwa, dan
pemodelan potensi gempa dan tsunami yang ada di Jawa Timur.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, ada peningkatan
jumlah kegempaan di wilayah Jawa Timur khususnya di kawasan pesisir selatan.
"Itu terlihat selatan Jawa Timur dari sekian ratus
kejadian gempa sejak 2008 kelihatan ada zona yang kosong tidak ada titik-titik
pusat gempanya. Zona-zona kosong ini dianggap sebagai seismik gap, yang
dikhawatirkan karena zona itu belum melepaskan energi sebagai gempa, energi
masih tersimpan di sana," jelas Dwikorita dikutip dari Youtube InfoBMKG,
Rabu (2/6).
Baca Juga:
BMKG: Gelombang Rendah di Merak-Bakauheni Selama Lebaran 2024
"Artinya baru bersiap-siap untuk lepas. Dan inilah yang
kami jadikan skenario kita ambil kemungkinan magnitudo tertinggi 8,7. Ini juga
berdasarkan kajian dari pusat studi gempa nasional, kemungkinan 8,7,"
tambah dia.
Dengan pemodelan ini, BMKG meneliti, menganalisis, dan
menemukan sejumlah kemungkinan terjadinya tsunami cukup besar bila gempa besar
itu terjadi.
"Hasil analisis kami untuk wilayah Jatim, seluruh
pesisir itu potensinya, tinggi maksimum 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek,
itu tinggi maksimum. Waktu tiba tercepat 20-24 menit di Kabupaten Blitar,"
tutur dia.