WahanaNews.co | Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau KADIN menjajaki peluang kerja sama untuk mengimplementasikan energi solar dengan perusahaan Belanda yang menyediakan teknologi pembangkit listrik berbiaya rendah, HyET Group.
Ketua Komite Bilateral KADIN untuk Belanda Irwan Habsjah usai melakukan kunjungan bisnis di Arnhem, Belanda mengatakan bahwa alasan pihaknya memilih perusahaan tersebut karena HyET Solar Netherlands BV telah menandatangani nota kesepahaman dengan Pertamina Power Indonesia terkait pengembangan infrastruktur pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia.
Baca Juga:
Usai Jadi Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid Kembali Pimpin Kadin
"Kami berharap Pertamina Power Indonesia bisa menjadi partner dari mereka untuk investasi, sehingga produknya bisa dikembangkan untuk realisasi dari energi tersebut," ujar Irwan.
Kadin sebagai mitra pemerintah, lanjutnya, bertugas menjembatani pemerintah dengan pihak swasta untuk bernegosiasi dan mempercepat implementasi investasi.
"Kita menjembatani supaya Pertamina Power Indonesia jangan ragu dan seandainya ada masalah kita siap untuk menghadap pemerintah agar bisa mempercepat keputusan dari direksi," ujarnya, Jumat (27/5/2022).
Baca Juga:
Pemerintah Akselerasi Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional
Irwan menyampaikan jika nantinya Pertamina Power Indonesia tidak jadi menggandeng HyET, KADIN siap membantu mencarikan mitra swasta di Indonesia yang tertarik dalam pengembangan energi baru terbarukan.
"Tadi kita bahas pembiayaan apakah efisien dan siapa yang bisa membiayai. Tapi kalau sudah mendapat pembiayaan dalam waktu 3 bulan sudah bisa diinstall," ungkap dia.
Ia mengungkapkan bahwa pembiayaan yang dibutuhkan untuk infrastruktur energi solar sesuai kesepakatan dengan Pertamina Power Indonesia termasuk murah yakni sekitar 250 juta dolar AS.