WahanaNews.co | Melalui postingandi akun media sosial Twitter resminya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) angkat suara soal isu aplikasi PeduliLindungi yang disebut disalahgunakan untuk memata-matai pengguna.
"Sobat, ada kecurigaan terkait aplikasi Peduli Lingkungan: 1) Disalahgunakan oknum dalam pemerintahan untuk menambang data. 2) Dipakai pemerintah untuk memata-matai pengguna kartu vaksin. Pemerintah menginspirasi hacker global mengontrol ponsel WNI lewat database PeduliLindungi," demikian bunyi cuitan tersebut.
Baca Juga:
Berantas Judi Online Pemerintah Bakal Bentuk Satgas Lintas Lembaga
Lewat situs resmi Kominfo, kominfo.go.id, hal ini dibantas tegas. Tertulis bahwa faktanya, berdasarkan syarat penggunaan aplikasi PeduliLindungi, Pengguna dan/atau Pelanggan dilarang untuk:
(b) Mengambil, mengunduh, memungut atau menyimpan informasi pribadi tentang pengguna lain;
Dan (c) Menggunakan program-program seperti robot, spider, scraper atau cara otomatis atau manual lainnya untuk mengakses, memantau atau menyalin konten dan/ atau informasi apapun di aplikasi dan situs PeduliLindungi.
Baca Juga:
Mudikpedia, Panduan Lengkap untuk Perjalanan Mudik yang Menyenangkan
"Data pengguna disimpan secara terenkripsi di server PeduliLindungi yang aman dan tidak dibagikan ke publik. Data hanya akan diakses bila pengguna dalam risiko tertular Covid-19 dan perlu segera dihubungi oleh petugas kesehatan. Data pengguna tidak akan diserahkan atau disebarluaskan kepada pihak lain kecuali kepada instansi," jelas Kominfo, Jumat (10/9/2021).
Selain itu, aplikasi PeduliLindungi ditekankan hanya digunakan untuk kegiatan pengamatan secara sistematis dan konsisten terkait Covid-19. Tujuannya tak lain tak bukan mewujudkan tindakan penanggulangan secara efektif (surveilans kesehatan), bukan untuk memata-matai.
"Kemudian, mengenai tuduhan bahwa pemerintah menginspirasi hackers global mengontrol ponsel WNI lewat database PeduliLindungi, Klaim tersebut tidak berdasar. Pasalnya, aplikasi PeduliLindungi tidak dapat mengontrol ponsel siapapun," sangkalnya.