WahanaNews.co | Peluit panjang tanda akhir babak kedua ditiup wasit yang memimpin jalannya pertandingan Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022). Laga penuh drama dari dua tim Jawa Timur, yang memiliki revalitas tinggi tersebut, berakhir dengan kemenangan tim tamu 2-3.
Setelah laga berakhir, situasi di dalam Stadion Kanjuruhan mulai memanas. Para suporter tuan rumah yang kecewa dengan kekalahan itu, melancarkan protes kepada tim Arema FC. Mereka nekat turun dari tribun dan menuju ke tempat pemain.
Baca Juga:
Komnas HAM: Aremania Berhambur ke Lapangan Ingin Pelukan dengan Pemain
Tindakan para suporter ini, disikapi dengan aparat keamanan yang bersiaga di bawah tribun VIP dengan melakukan penghalauan, termasuk menggunakan anjing pelacak. Namun dalam situasi yang semakin kacau, tiba-tiba ada tembakan gas air mata.
"Kami sempat berada di tribun saat sejumlah suporter turun ke lapangan. Tiba-tiba terdengar suara tembakan, dan mata mulai pedih. Setelah itu kami memutuskan untuk ke luar stadion," ujar Fongky Rahadi (43), salah satu penonton yang selamat dalam peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan tersebut.
Saat Fongky dan rombongannya berjalan perlahan menuju ke pintu ke luar, kondisinya sudah gelap. Saat dia berjalan ke luar dari tribun, masih belum banyak suporter yang panik, namun tiba-tiba asap dari tembakan gas air mata semakin pekat dan membuat suporter panik berlarian.
Baca Juga:
Tragedi Kanjuruhan, Polisi di Malang Sujud Massal Minta Maaf
"Kondisi gelap, dan mata sudah pedih terkena gas air mata, akhirnya banyak dari suporter yang berjatuhan karena saling tabrakan dan membentur tembok. Semuanya serba panik berlarian ingin ke luar stadion," ujar Fongky.
Saat Fongky dan rombongannya yang berjumlah enam orang berhasil ke luar dari tirbun, ternyata harus tertahan di pintu ke luar stadion karena di luar stadion juga terjadi kerusuhan. Petugas berupaya menghalau suporter yang coba mendekat ke Baracuda untuk pengangkut pemain Persebaya.
Suporter dari dalam stadion yang kondisinya sudah sesak napas, dan mata pedih, serta terluka akibat terjatuh serta terkena lemparan, harus berdesakan di depan pintu ke luar stadion. Bahkan, aparat yang ada di luar stadion dengan emosi dan membabi buta memukuli suporter yang hendak ke luar stadion.