WahanaNews.co | Indonesia
mengalami 2 aksi teror yang mengejutkan, yakni di depan Gereja Katedral
Makassar dan penyerangan Mabes Polri. Namun polri mengungkap masih ada sebagian
kelompok masyarakat yang menyebutkan, dua kejadian besar yang menghbohkan itu
hanyalah rekayasa semata.
"Kemudian ada beberapa hal yang tentunya perlu kita
cermati dalam penanggulangan terorisme ini, yang pertama adalah gerakan radikal
yang ada sebagian masih tidak percaya atau sebagian sengaja tidak percaya, ini
masih terjadi di masyarakat bahkan ada yang berpendapat bahwa kasus Makassar,
terus kemudian juga penembakan di Mabes Polri itu rekayasa kata mereka,"
kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono dalam diskusi virtual
di kanal YouTube Public Virtue Institute, Minggu (4/4/2021).
Baca Juga:
Tragedi Gaza: 36 Orang Sekeluarga Tewas Dibom Israel Jelang Sahur
Rusdi menerangkan kelompok yang tidak percaya itu akhirnya
membuat masyarakat kebingungan. Menurut Rusdi, hal inilah yang kemudian menjadi
tantangan yang harus dihadapi bersama.
"Masih ada kelompok-kelompok seperti itu yang tidak
percaya dan sengaja memang membuat masyarakat jadi bingung, ini realita yang
perlu kita hadapi bersama," ungkapnya.
Rusdi mengatakan tren pelaku teror yang terjadi saat ini
menyasar kelompok kaum muda. Dia menyebut semua pihak harus mulai
mengantisipasi kelompok teror tersebut.
Baca Juga:
Usut Ledakan di Markas Brimob Kapolda Jatim Bentuk Tim Khusus
"Kemudian realita yang kedua adalah bagaimana
tantangannya ke depan, kelompok teror sudah menyasar anak muda, kasus di
Makassar dan kasus di Mabes Polri itu anak-anak muda, kelahiran tahun '95, ini
jelas sekali ini perlu kita antisipasi karena kelompok-kelompok teror sekarang
telah menyusur daripada anak-anak muda di negeri ini," ucapnya.
Polri berharap peran kelompok moderat dapat turut serta
menjalin persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan begitu, kelompok kecil yang
membuat narasi menyesatkan tidak dapat menguasai pikiran masyarakat.
"Kemudian juga yang tidak kalah pentingnya dengan
situasi kekinian, polri melihat pentingnya persatuan dari kelompok-kelompok
moderat. Jika tidak bersatu kelompok moderat ini, maka kelompok-kelompok kecil
itu akan menguasai narasi sehingga akan membentuk opini publik yang sangat
menyesatkan," tuturnya.