WahanaNews.co | Presiden Jokowi memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020 minus di
kisaran 3 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi ini baru akan diumumkan Badan
Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (5/11/2020)
mendatang.
Proyeksi
pertumbuhan ekonomi RI yang disebut Jokowi tersebut lebih buruk dari proyeksi
Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi minus 1,0
persen hingga minus 2,9 persen di kuartal III 2020.
Baca Juga:
Hadiri Kongres Hikmahbudhi, Jokowi Tegaskan Potensi Demografi dan Tantangan Indonesia
"Kita
tahu kemarin, di triwulan II pertumbuhan ekonomi kita di angka minus 5,32
(persen). Di kuartal ketiga ini, kita juga mungkin sehari, dua hari, tiga hari
ini akan diumumkan oleh BPS, kita juga masih berada di angka minus, perkiraan
kita di minus 3 (persen) naik sedikit," ujar Jokowi dalam Sidang Kabinet di
Istana Negara, Senin (2/11/2020).
Konsumsi
rumah tangga sebagai penyokong utama ekonomi domestik, diperkirakan Jokowi
masih minus 4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya di
kuartal II, konsumsi rumah tangga minus 5,51 persen dari PDB.
"Saya
mendapatkan angka bahwa di konsumsi rumah tangga ini masih berada pada angka
minus, kurang lebih minus 4 (persen). Sehingga menjadi kewajiban kita semuanya
untuk memperkuat demand, sehingga konsumsi ini akan menjadi lebih baik,"
jelasnya.
Baca Juga:
Pantang Mundur, Jokowi Ogah Nyerah Lawan Gugatan di WTO
Untuk
investasi, Jokowi memproyeksi minus 6 persen di kuartal III. Sebelumnya di
kuartal II, laju Pembentukan Modal Tetap Bruto ini minus 8,6 persen dari PDB.
"Saya
sebenarnya sudah mewanti-wanti pada Kepala BKPM dan Menko Marves agar paling
tidak di kuartal ketiga ini bisa di bawah minus 5 persen, tapi ternyata belum
bisa. Oleh sebab itu, dikejar di kuartal IV dan kuartal I bulan Januari,
Februari, Maret, sudah mulai bergerak lagi," kata Presiden.
Jokowi
pun menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dari negara
lain yang ekonominya terkontraksi hingga dua digit. Namun demikian, ia tetap
mengingatkan seluruh jajaran menteri untuk mendorong realisasi belanja di
kuartal terakhir tahun ini.