WahanaNews.co | PT PLN (Persero) akan membangun sejumlah megaproyek pembangkit Energi Baru dan Terbarukan
(EBT).
Proyek tersebut untuk mendukung
pencapaian nol emisi karbon atau net zero
emission pada 2060.
Baca Juga:
PLN dan Pemkot Operasikan SPKLU Khusus Angkot Berbasis Listrik di Kota Bogor
Saat ini, PLN tengah mendorong
transisi energi dan dekarbonisasi dengan strategi bertahap guna mencapai target
nol emisi karbon pada 2060.
PLN memulainya dengan memensiunkan
generasi pertama PLTU (subcritical)
pada 2030, sehingga pada 2060 seluruh PLTU digantikan pembangkit berbasis EBT.
Meski demikian, Founding Director of The University of Oxford"s program on Sustainable
Capital-Intensive Industries, Atif Ansar, menilai, ada tiga
faktor yang berpotensi memicu kegagalan megaproyek EBT tersebut.
Baca Juga:
PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik di Kota Bogor
"Faktor pertama adalah pelaku
proyek terlampau optimistis dan tidak melihat adanya kerikil yang menghambat
keberlangsungan proyek tersebut," ujar Atif, Kamis (29/7/2021).
Faktor kedua, dalam membuat rancangan
induk megaproyek, inisiator akan mengerek nilainya supaya dapat lebih mudah
mendapatkan fasilitas keuangan.
Dalam hal ini, tidak sedikit inisiator
megaproyek terlalu besar menggelembungkan nilainya tanpa melihat faktor risiko
yang menyertai.