WahanaNews.co | Menteri
Keuangan Sri Mulyani blak-blakan menyebutkan, produktivitas sumber daya manusia
(SDM) RI sangat rendah jika dibandingkan negara-negara lain di Asia, seperti
China, India, bahkan Filipina. Hal itu tercermin dari rendahnya sumber
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia terhadap total factor
productivity (TPF).
Baca Juga:
Sri Mulyani: Penerimaan Pajak Hingga Pertengahan Maret 2024 Sebesar Rp 342,88 Triliun
TPF menggambarkan produktivitas dari tingkat efisiensi
penggunaan kombinasi input kapital dan tenaga kerja, termasuk aspek peningkatan
teknologi. Rendahnya TPF mencerminkan tingginya inefisiensi dalam suatu proses
produksi.
"Ini terlihat dalam komparasi terhadap negara-negara
lain. Dihitung dari total factor productivity, maka kita lihat sumber daya
manusia Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain masih di bawah,"
ujarnya dalam webinar bertajuk 'Akselerasi Indonesia Maju Melalui Penanaman
Modal dan Insentif Fiskal', Kamis (1/4).
Ani, sapaan akrabnya, menjelaskan pertumbuhan PDB Indonesia
yang sebesar 5,3 persen pada 2017berasal dari 4,6 persen kapital dan 0,6 persen
tenaga kerja. Sementara, kontribusi TPF terhadap pertumbuhan PDB Indonesia
hampir nol persen.
Baca Juga:
Sri Mulyani Imbau Masyarakat Laporkan SPT Pajak Tepat Waktu 31 Maret 2024
"Setiap kali kita mau grow (tumbuh), kita hanya
didominasi oleh nambah modal yang banyak dan menambah jumlah tenaga kerja.
Nyaris tidak ada TPF," imbuhnya.
Hal tersebut jauh berbeda dengan China yang TPF-nya
berkontribusi sebesar 2,3 persen dari total pertumbuhan PDB sebesar 7,3 persen
pada periode yang sama.
Sementara, kontribusi kapital dan tenaga kerja terhadap PDB
China masing-masing 4,8 persen dan 0,1 persen.