WahanaNews.co |
Deputi bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir, mengatakan,
pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini turut ditopang oleh utang pemerintah
dan utang swasta.
Tanpa adanya utang, ekonomi Indonesia hanya
mampu tumbuh di angka 2%.
Baca Juga:
Kick-off Meeting Satgas Penyiapan Ekosistem Semikonduktor: Awal dari Era Baru Industrialisasi di Indonesia
"Indonesia tumbuh tinggi selama ini adalah
berasal dari utang. Kalau tanpa utang, yakni utang pemerintah dan utang swasta,
pertumbuhan rata-rata per tahun Indonesia paling hanya 1% hingga 2%. Kenapa
demikian? Karena size ekonomi menjadi
sangat kecil, sehingga pertumbuhan juga menjadi kecil," tuturnya, saat
dihubungi wartawan, Minggu (27/6/2021).
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, mengatakan, pengadaan utang dilakukan
untuk mempertahankan momentum pemulihan ekonomi.
Hal itu juga mendorong fungsi anggaran negara
sebagai counter-cyclical di tengah
tekanan dampak pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Pemerintah Optimis Indonesia Tumbuh Solid di 2024 dan Lebih Baik Lagi di 2025
Dengan fungsi counter-cyclical itu, imbuh Luky, pembiayaan utang digunakan untuk
belanja negara yang bersifat produktif.
Belanja produktif itu dilakukan untuk membiayai
program pemerintah yang tak dapat ditunda pelaksanaannya.
Sebab, bila belanja itu ditunda, maka biaya
yang dibutuhkan di waktu mendatang akan jauh lebih mahal.